Ledakan Amunisi di Garut: TNI Lakukan Uji Barang Bukti

Berita68 Views

Ledakan hebat mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu sore, 30 Maret 2025. Insiden memilukan tersebut terjadi di gudang penyimpanan amunisi milik TNI AD di kawasan Kampung Cisurupan, Desa Sukarame, Kecamatan Bayongbong. Ledakan dahsyat itu menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai puluhan lainnya. Saat ini, TNI bersama pihak kepolisian tengah melakukan investigasi menyeluruh serta pengujian barang bukti untuk mengungkap penyebab pasti ledakan amunisi di Garut.

Kronologi Ledakan Gudang Amunisi di Garut

Ledakan Amunisi di Garut

Menurut kesaksian warga sekitar, ledakan amunisi ini terdengar sekitar pukul 15.30 WIB dan berlangsung hingga lebih dari satu jam. Ledakan terdengar bertubi-tubi dan disertai getaran seperti gempa lokal. Beberapa rumah warga mengalami kerusakan ringan akibat tekanan udara dari ledakan tersebut.

Gudang penyimpanan amunisi milik Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 3/TNI AD diketahui menyimpan berbagai jenis bahan peledak aktif, termasuk granat dan peluru mortir sisa latihan. Saat kejadian, gudang tersebut dikabarkan tengah dalam proses perawatan dan pemindahan logistik militer.

Ledakan Amunisi di Garut: Korban Jiwa dan Luka-Luka

Sebanyak 13 orang dilaporkan tewas dalam insiden tragis ini, termasuk dua personel militer yang sedang bertugas di lokasi. Sementara itu, puluhan warga dan prajurit lainnya mengalami luka bakar dan trauma akibat efek ledakan. Para korban segera dilarikan ke RSUD dr. Slamet Garut dan sejumlah rumah sakit terdekat.

Langkah TNI dalam Mengusut Ledakan

Investigasi Langsung oleh Tim Pusat

Ledakan Amunisi di Garut

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Nugraha Gumilar, mengungkapkan bahwa TNI telah membentuk tim investigasi khusus yang melibatkan Detasemen Polisi Militer, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, serta pihak Puspalad (Pusat Peralatan Angkatan Darat).

Tim ini bertugas menyelidiki apakah ledakan disebabkan oleh kelalaian prosedur standar operasional (SOP), kerusakan teknis, atau faktor eksternal lainnya. “Kami tidak ingin berspekulasi. Semua kemungkinan kami telusuri secara saintifik dan objektif,” ujar Mayjen Nugraha dalam konferensi pers pada 31 Maret.

Ledakan Amunisi di Garut: Uji Laboratorium dan Barang Bukti

Puluhan fragmen logam, sisa bahan peledak, dan komponen amunisi telah diamankan dari lokasi kejadian untuk diuji di laboratorium forensik. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan bermula dari bagian belakang gudang yang menyimpan amunisi jenis granat latihan. Namun demikian, pernyataan resmi masih menunggu hasil uji balistik dan forensik yang diperkirakan rampung dalam dua pekan ke depan.

Respons Pemerintah dan TNI Terhadap Keluarga Korban

Santunan dan Pendampingan Psikologis

Ledakan Amunisi di Garut

Panglima TNI Jenderal Agus Subekti telah memerintahkan jajaran untuk memberikan santunan kepada seluruh keluarga korban jiwa dan luka-luka. Selain itu, tim psikologi dari TNI AD dikerahkan ke lokasi untuk memberikan bantuan trauma healing, khususnya kepada anak-anak dan keluarga korban yang terdampak langsung oleh peristiwa tersebut.

Ledakan Amunisi di Garut: Peninjauan SOP dan Penempatan Amunisi

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa tragedi ini menjadi alarm bagi semua pihak terkait untuk meninjau ulang prosedur penyimpanan dan pengamanan amunisi aktif. Ia menekankan pentingnya penguatan regulasi agar insiden serupa tidak terulang.

Reaksi Warga dan Langkah Pengamanan Lanjutan

Warga Kampung Cisurupan masih diliputi rasa takut. Banyak dari mereka mengungsi sementara ke rumah kerabat karena khawatir akan adanya ledakan susulan. Mereka mendesak TNI untuk memindahkan lokasi gudang ke tempat yang jauh dari permukiman.

Pengamanan Area dan Larangan Akses Sementara

Petugas gabungan dari TNI, Polri, dan BPBD telah memasang garis polisi dan menutup akses radius 1 kilometer dari lokasi ledakan. Hal ini dilakukan untuk alasan keselamatan karena dikhawatirkan masih ada bahan peledak yang belum meledak secara sempurna.

Kesaksian Warga: “Seperti Perang di Tengah Kampung”

Seorang warga bernama Rahmat (42) mengaku suara ledakan membuat kaca rumahnya pecah dan plafon ruang tamu runtuh. “Saya kira kiamat, Pak. Suaranya bukan sekali dua kali. Dentumannya seperti perang, padahal ini kampung. Kami sangat trauma,” katanya saat diwawancarai oleh tim portal berita.

Ibu Siti, seorang pedagang warung di sekitar lokasi juga menuturkan hal serupa. Ia mengaku kehilangan barang dagangan karena tertimpa puing. Namun, ia lebih bersyukur karena anak-anaknya berhasil diselamatkan dari dalam rumah sesaat sebelum ledakan besar kedua terjadi.

Tragedi yang Harus Menjadi Evaluasi Nasional

Ledakan amunisi di Garut bukan sekadar insiden lokal, tetapi menjadi pelajaran penting bagi institusi pertahanan dan seluruh unsur pengelola bahan peledak di Indonesia. TNI dan pemerintah kini berada di bawah sorotan publik untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana keamanan gudang amunisi militer bisa sedemikian rawan dan menimbulkan korban jiwa.

Masyarakat menanti hasil investigasi yang transparan dan tuntas, serta langkah konkret untuk menjamin kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. Tragedi ini adalah luka bagi bangsa, dan harus disembuhkan dengan kejujuran, keadilan, dan reformasi sistemik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *