Kapan Harus Ganti Busi Motor? Ini Jawaban Lengkapnya Meski ukurannya kecil, busi adalah jantungnya sistem pengapian motor. Tanpa percikan api dari busi, motor tak akan menyala, pembakaran tak akan sempurna, dan performa pun anjlok. Sayangnya, banyak pengendara mengabaikan kondisi busi, bahkan menunggu mati total baru mengganti.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti busi motor? Apakah harus tunggu rusak dulu? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Umur Pakai Busi Motor Berdasarkan Jenisnya
Tidak semua busi punya usia yang sama. Jenis bahan dan teknologi pembuatannya sangat mempengaruhi seberapa sering kamu harus menggantinya.
1. Busi Standar (Nikel Alloy)
- Umur pakai: 6.000 – 10.000 km
- Umumnya digunakan di motor bebek dan skutik harian
- Murah dan mudah ditemukan di bengkel umum
Jika kamu rutin pakai motor harian, idealnya ganti busi setiap 8.000 km untuk menghindari penurunan performa mesin.
2. Busi Iridium
- Umur pakai: 20.000 – 50.000 km
- Lebih tahan panas dan tidak mudah aus
- Cocok untuk motor performa tinggi atau pemakaian jarak jauh
Meskipun mahal, busi iridium memberikan efisiensi pembakaran yang lebih stabil dan tahan lama.
3. Busi Platinum
- Umur pakai: 20.000 – 30.000 km
- Daya hantar listrik lebih baik daripada nikel
- Alternatif yang pas untuk upgrade motor harian
Cocok bagi kamu yang ingin performa lebih tanpa menguras kantong seperti iridium.
Ciri-Ciri Busi Harus Diganti, Jangan Tunggu Sampai Mogok
Meski belum mencapai jarak tempuh maksimal, ada sejumlah gejala yang menandakan busi mulai lemah dan perlu segera diganti.
1. Motor Susah Dinyalakan
Jika motor mulai sulit dinyalakan terutama di pagi hari, bisa jadi sudah tidak optimal memercikkan api.
2. Mesin Brebet dan Tidak Stabil
Motor terasa tersendat-sendat saat digas, padahal bahan bakar penuh? Busi yang aus bisa membuat pembakaran tidak konsisten.
3. Akselerasi Lemot dan Tenaga Loyo
Saat gas diputar, motor terasa lambat merespons. Ini bisa jadi karena pembakaran tidak sempurna akibat busi melemah.
4. Konsumsi BBM Lebih Boros
Percikan api yang tidak maksimal bikin bahan bakar tidak terbakar sempurna, membuat pemakaian bensin jadi lebih boros dari biasanya.
5. Warna Kepala Busi Motor Menghitam atau Basah
Kalau kamu cek fisik busi dan melihat warna hitam pekat, berkerak, atau basah oleh oli, itu tanda jelas busi sudah waktunya diganti.
Tips Merawat dan Mengganti Busi agar Motor Tetap Prima
Periksa Setiap 2.000–3.000 km
Cek fisik busi saat servis berkala. Meskipun masih bisa menyala, busi yang kotor atau celah elektroda melebar bisa menurunkan performa mesin.
Gunakan Busi Motor Sesuai Spesifikasi Pabrikan
Jangan sembarang pilih busi. Setiap motor memiliki ukuran dan jenis busi yang direkomendasikan oleh pabrikan. Salah spesifikasi bisa bikin overheat atau bahkan merusak piston.
Ganti Secara Berkala Meski Belum Rusak
Daripada tunggu rusak, lebih baik mengganti busi saat sudah mencapai batas pemakaian. Mencegah lebih baik daripada mogok di tengah jalan.
FAQ: Pertanyaan Umum soal Busi Motor
Bolehkah Busi Dicuci dan Dipakai Lagi?
Busi bisa dibersihkan, tapi hanya untuk pengecekan jangka pendek. Membersihkan kerak bukan solusi jangka panjang—karena bagian elektroda tetap aus.
Apa Bedanya Busi Palsu dan Asli?
Busi palsu biasanya cepat panas, elektroda cepat meleleh, dan percikannya tidak konsisten. Selalu beli dari toko resmi atau bengkel terpercaya.
Ganti Busi Motor Itu Kecil, Tapi Dampaknya Besar
Hanya soal membuat mesin hidup, tapi juga soal kenyamanan berkendara, efisiensi bahan bakar, dan mencegah kerusakan lanjutan. Jangan tunggu busi mati total baru diganti—kenali tandanya, periksa rutin, dan pastikan kamu menggunakan busi yang tepat untuk motormu.